candle_naid

pagi itu rumah sakit cukup ramai. aku dan ibuku baru saja menginjakkan kaki di gedung diagnostik. tujuannya adalah ke loket pendaftaran radiologi. setelah mengambil nomor antrian, kami mencari tempat duduk yang kosng, dan kami menemukan 5 kursi kosong di deretan depan..aku melihat seorang anak kecil mengambil kipas berwarna kuning di salah satu kursi kosong itu..tepat di sebelah kursi yang akan kududuki..aku pun kemudian duduk, kulihat sejenak anak kecil itu, lalu ketika anak itu melihat ke arahku,aku menyapanya sambil tersenyum.."halo adek,,mainan apa itu?" dia terlihat sedikit malu sambil tetap mempermainkan kipas di tangannya.. sejurus aku kaget ketika melihat matanya.. di tengah iris mata kirinya, aku melihat bulatan kecil berwarna kuning..aku berusaha melihat lebih teliti, karena aku merasa mungkin aku salah lihat karena tidak menggunakan kacamata, tapi ternyata aku memang melihatnya..karena tidak mungkin aku salah lihat dalam jarak yang dekat seperti itu.. baru saja aku terkejut, seorang laki-laki mengambil tempat duduk di samping anak kecil itu..dia berkata, "lho, kipas siapa itu yang diambil?" dia pun melihat ke arahku dan bertanya, "itu kipas mbaknya?" aku menjawab, " owh, bukan..tadi memang sebelum saya datang sudah ada di situ"..laki-laki itu menganggukkan kepala sambil tersenyum..aku pun tersenyum..akhirnya aku mengawali pembicaraan dengannya. " siapa yang sakit pak?", tanyaku. dia menjawab, " ini, anak saya".. dia berkata sambil mengarahkan pandangan pada anaknya..apakah berhubungan dengan matanya?itu yang kupikirkan waktu itu..dan ternyata dugaanku benar..gadis kecil yang akhirnya kuketahui berusia 2 tahun 4 bulan itu terkena tumor mata, di mana kemungkinan besar bola matanya harus diambil jika tumor itu sudah mengenai syaraf matanya.. menurut ayahnya, anak itu tidak pernah mengeluhkan apapun, hingga 6 bulan lalu akhirnya diketahui bahwa anaknya terkena tumor mata..sejenak pikiranku berputar kemana2.. membayangkan bahwa seorang anak kecil harus kehilangan satu bola matanya..aku yang sudah 21 tahun hidup saja, rasanya tidak sanggup kalau harus mengalami yang seperti itu..mungkin saat ini ia hanya akan bertanya ada apa dengan matanya, dan orang tuanya akan memberikan seribu satu alasan untuk menyenangkan anaknya.. atau mungkin dengan sedikit berbohong (dengan asumsi, anak kecil belum tau apa2,masih bisa dislimur)..tapi bagaimana kalau dia sudah dewasa nanti,,sudah bisa berpikir logis..bagaimana dengan teman-temannya, apakah akan mengejeknya atau bisa menerimanya..memang kabarnya ada mata pengganti,aku sendiri kurang tau tentang mekanisme mata buatan itu, tapi tetap saja tidak akan sama seperti mata sesungguhnya..belum lagi masalah biaya..wew,,gak kebayang,,ibuku yang mendengarkan pembicaraan ini pun mulai ikut bicara..pembicaraan tidak berlangsung lama, karena bapak itu sudah dipanggil istrinya,,ternyata pendaftaran mereka sudah selesai dan segera menuju ruangan..

kenyataan di atas sedikit banyak menegurku..kadang aku down ketika aku sedang bermasalah, ketika aku sakit dan nggak sembuh-sembuh,,kok bisa ya sakit gini,,knapa gini,,knapa gitu..kadang2 rasanya aku yang paling 'soro'..tapi ternyata,,di atas langit masih ada langit,,di bawah bumi masih ada perut bumi..jangan pernah merasa paling menderita di dunia ini, apapun masalah yang sedang dialami..karena mungkin di luar sana banyak yang lebih menderita dari kita..ada dua hal yang sulit dilakukan orang,termasuk olehku..ikhlas dan bersyukur..tapi gimanapun..kayanya untuk mendapatkan "bahagia",kita harus bisa belajar melakukan dua hal itu..